
Pertemuan Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) PTAIN se-Indonesia
Pada saat pembukaan Forum Direktur Pascasarjana (FORDIPAS) Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) se-Indonesia di IAIN Antasari kemarin, Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA menyampaikan bahwa “kebijakan penggabungan PTAIN ke Dikti tidak merepresentasikan perjuangan umat Islam Indonesia, selain itu banyak kebijakan Mendiknas yang mengebiri pendidikan Islam, termasuk penambahan SKS untuk S2 di PTAIN yang mencapai 72 SKS, sementara sebelumnya hanya 46 SKS”. “Kecuali Mendiknas bisa menjamin tidak marginalisasi untuk PTAIN, ini sangat penting agar PTAIN bisa berkembang dengan baik,” ucap Dr. Irfan Noor, M.Hum dari IAIN Antasari.
Hal senada diungkapkan Prof. Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag Direktur Pascasarjana IAIN Antasari, penggabungan PTAIN ke Dikti memang perlu dibicarakan lagi, karena banyak alasan kenapa PTAIN tetap bersikukuh masuk di Kementerian Agama.
“Kami juga masih membicarakan persoalan ini pada forum direktur pascasarjana PTAIN Se-Indonesia, nanti ada rekomendasi yang kami hasilkan dan diserahkan ke Mendiknas,” ucapnya.
Selain itu, persoalan tambahan SKS untuk Pascasarjana juga dinilai sangat memberatkan, bahkan 72 SKS untuk Pascasarjana yang ditentukan oleh Pemerintah ini, merupakan SKS paling banyak se dunia, karena rata-rata Pascasarjana di dunia hanya 45 sampai 47 SKS saja. “kami merasa keberatan dengan kebijakan ini, apalagi ada SKS untuk jurnal ilmiah yang diwajibkan masuk ke jurnal Internasional,” pungkasnya.