
“Maskulinitas di Era Modern: Tantangan dan Harapan” Perspektif Izhar Muttaqin, Mahasiswa Magister Ilmu Tasawuf UIN Antasari
Banjarmasin, 3 Oktober 2025 – Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Tasawuf Pascasarjana UIN Antasari Banjarmasin, Izhar Muttaqin, tampil sebagai salah satu pemateri dalam diskusi ilmiah radio rri bertema “Maskulinitas di Era Modern: Tantangan dan Harapan”. Dalam kesempatan tersebut, Izhar menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya memahami kembali konsep maskulinitas agar tetap relevan di tengah perubahan sosial masyarakat modern. Acara ini terselenggara melalui kerja sama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin dan disiarkan secara langsung melalui kanal resmi RRI.
Menurut Izhar, maskulinitas yang selama ini dipersepsikan secara tradisional dengan menonjolkan aspek kekuatan, dominasi, dan peran kepemimpinan—perlu dilihat ulang dalam konteks kekinian. Ia menekankan bahwa tuntutan era modern membuat laki-laki tidak lagi cukup hanya berperan sebagai pelindung atau penopang ekonomi, melainkan juga dituntut untuk memiliki empati, kepekaan emosional, serta kesetaraan dalam relasi sosial dan keluarga.
“Paradigma maskulinitas perlu ditransformasikan. Seorang laki-laki modern bukan hanya gagah secara fisik, tetapi juga mampu mengendalikan diri, bersikap adil, penuh kasih sayang, dan memiliki kedalaman spiritual,” ujarnya.
Izhar juga mengingatkan bahaya dari stereotype toxic masculinity yang menekan laki-laki untuk selalu kuat dan menolak kelemahan. Menurutnya, hal ini justru berpotensi menimbulkan masalah psikologis dan membatasi ruang ekspresi. Dari perspektif tasawuf, ia menegaskan bahwa maskulinitas sejati harus ditopang oleh keseimbangan spiritual yang membimbing pada akhlak mulia.
Sebagai harapan ke depan, Izhar mendorong agar pendidikan, lembaga keagamaan, dan masyarakat luas membuka ruang diskusi yang lebih inklusif tentang maskulinitas. Dengan demikian, generasi muda khususnya dapat memahami bahwa menjadi laki-laki bukan berarti mendominasi, melainkan menebarkan kebaikan dan berperan adil dalam kehidupan sosial.
Diskusi ini mendapat sambutan positif dari audiens daring, khususnya kalangan mahasiswa dan akademisi, yang menilai tema tersebut sangat relevan dengan dinamika kehidupan kontemporer.