
Pascasarjana UIN Antasari Gelar Pengabdian Masyarakat di STIT Darul Ulum Kotabaru
Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT ) Darul Ulum Kotabaru selenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. yang berlangsung pada 9 Oktober 2025 bertempat di Aula STIT Darul Ulum Kotabaru.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Direktur Pascasarjana UIN Antasari Dr. Wahyuddin, M.Pd.I, beliau memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan ini dan mengharapkan agar para peserta dapat menyimak dengan baik, berdiskusi dan mengembangkan keilmuannya yang diperoleh di STIT Darul Ulum Kotabaru ini.
Kegiatan ini menghadirkan 2 narasumber dari Pascasarjana UIN Antasari yaitu Dr. Hj. Norlaila, M. Ag., M. Pd dengan mengangkat tema Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Ketua STIT Darul Ulum Kota Baru Dr. Muhammad Zaim, M. Pd.I dengan tema Orde Baru dan Pendidikan Islam di Kalimantan Selatan: Antara Sejarah, Genologi dan Politik.
Norlaila dalam paparannya menjelaskan bahwa Evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah proses sistematis untuk mengukur pemahaman dan perubahan perilaku siswa berdasarkan nilai-nilai Islam, meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap dan moral), serta psikomotorik (keterampilan). Evaluasi ini harus dilakukan secara berkelanjutan dan menyeluruh menggunakan metode yang holistik untuk menilai perkembangan karakter siswa secara komprehensif.
“Evaluasi pembelajaran adalah proses sistematis untuk mengumpulkan data dan informasi tentang hasil belajar siswa guna menilai kemajuan, perkembangan, dan pencapaian tujuan pembelajaran. Proses ini vital untuk memberikan penilaian, memperbaiki metode pengajaran, serta mengembangkan kurikulum dan program pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti tes tertulis, observasi, penilaian kinerja, portofolio, dan wawancara”, jelasnya
Sedangkan Muhammad Zaim dalam penjelasannya mengungkapkan bahwa pada masa orde baru awal tahun 1965-1974 ada beberapa hal menarik terkait perkembangan lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan seperti lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berkiblat ke Pondok Pesantren Darussalam, Martapura karena memang didirikan oleh alumni Pondok Pesantren Darussalam tersebut. Selanjutnya, ada juga lembaga-lembaga pendidikan Islam yang berkiblat ke Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah, Amuntai. Selain itu, ada juga lembaga pendidikan Islam yang berbentuk PGA dan yang berada di bawah jalur sungai atau berlokasi di pinggiran sungai.
Selanjutnya, Ketua STIT Kotabaru itu juga mengungkapkan bahwa secara umum ada tiga (3) geneologi lembaga pendidikan Islam di Kalimantan Selatan, yaitu Geneologi Syekh Arsyad Al Banjari dan Keturunannya, Geneologi Al Azhar, Mesir dan Geneologi gerakan pembaruan dan pemurnian”, ungkapnya.