
Guru Besar Bahasa Arab UIN Antasari isi materi di Forum Pengajar Bahasa Arab Indonesia
Guru Besar Bahasa Arab UIN Antasari Prof. Dr. H. Faisal Mubarak Seff, Lc., MA menjelaskan bahwa Diglosia adalah situasi kebahasaan di mana suatu komunitas menggunakan dua ragam bahasa dengan fungsi yang berbeda. Ragam bahasa tinggi biasanya digunakan dalam situasi formal atau resmi, sedangkan ragam bahasa rendah digunakan dalam situasi informa
Fenomena diglosia ini menjadi dilema karena fusha yang teratur dan Ammiyah yang tak teratur sama-sama digunakan meskipun dalam konteks yang berbeda. Bahasa fusha digunakan pada forum-forum resmi, keagamaan, dan komunikasi yang luas, sedangkan bahasa Ammiyah digunakan dalam forum-forum tidak resmi dan bebas. Dalam konteks keindonesiaan, bahasa fusha tumbuh dan berkembang seiring dengan Alquran dan Hadis Nabi sebagai bagian dari materi pelajaran agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan.
Fenomena di mana dua variasi bahasa digunakan dalam masyarakat dengan fungsi berbeda (formal dan informal), dapat mempengaruhi pengajaran dengan berbagai cara. Di satu sisi, dapat menyebabkan kesulitan bagi siswa yang lebih nyaman menggunakan bahasa fusha, dan di sisi lain, membuka peluang untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang variasi bahasa dan penggunaan yang sesuai dengan konteks, sehingga memperkaya pengetahuan dan keterampilan bahasa mereka.