
IAIN Luluskan Doktor Pertama
Pascasarjana IAIN Antasari menorehkan sejarah baru dengan mencetak doktor untuk kali pertama, Selasa (14/4/2015). Doktor baru tersebut adalah H. Abdul Basir yang berhasil mempertahankan disertasi dengan mendapat pujian (cumlaude) meraih nilai 3,75.
“Ini merupakan hari yang bersejarah bagi IAIN Antasari. Keberhasilan Pascasarjana (S3) Program Studi Pendidikan Agama Islam mencetak doktor sekaligus upaya memberikan sumbangsih untuk dunia pendidikan tinggi,” ujar Direktur Pascasarjana IAIN Antasari Prof. Dr. H. Mahyuddin Barni, M.Ag
Rektor IAIN Antasari Prof. Dr. H. Akh. Fauzi Aseri, MA memberikan ucapan selamat kepada H Abdul Basir yang sehari-hari sebagai Pengajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Antasari. “Selamat bagi promovendus yang telah berhasil mencapai jenjang keilmuan tertinggi dan lulus dengan predikat pujian, hal itu menunjukkan kualitas keilmuan promovendus,’’ tuturnya.
Fauzi Aseri menambahkan “kelulusan pertama Program Doktor Pendidikan Agama Islam diharapkan memotivasi mahasiswa Pascasarjana IAIN Antasari Banjarmasin agar menyelesaikan studi tepat waktu dan meraih prestasi tertinggi serta bisa memberikan sumbangan pemikiran untuk perkembangan Pendidikan agama Islam dan masyarakat luas”.
Abdul Bashir yang juga pengasuh Pondok tahfiz al-Amanah itu dianggap menguasai permasalahan yang diangkat dalam disertasinya meskipun dicecar dengan beragam pertanyaan saat mempertahankan riset berjudul ”Model Pendidikan Keluarga Menurut Alquran (Studi Surat Ali Imran dan Luqman)”.
Ujian disertasi menjadi ajang untuk mengupas pemikiran pria kelahiran Anjir itu. Tim penguji terdiri atas Prof. Dr. H. Akh. Fauzi Aseri, MA (ketua), Prof. Dr. H. Imam Bawani, MA (Penguji Tamu), Prof. Dr. H. Kamrani Buseri, MA dan Prof. Dr. H. Ahmad Fahmy Arief, MA (Penguji Utama), Prof. Dr.H. Abdullah Karim, M.Ag dan Dr. H. Burhanuddin Abdullah,M. Ag (Penguji). Penelitian tersebut menjelaskan tafsir pendidikan dalam Surah Ali Imran diinterpetasikan bahwa pendidikan keluarga Imran lebih menggambarkan kepada model pendidikan pra-natal, sedangkan pendidikan Luqman terhadap anaknya menggambarkan model pendidikan keluarga post-natal.
Promovendus dalam ringkasan disertasinya mengusulkan kepada pemerintah untuk membentuk direktorat jenderal pendidikan informal yang membidangi pendidikan keluarga secara nasional, sehingga pendidikan keluarga tidak berjalan secara kodrati dan alami saja, melainkan diarahkan secara resmi dan tegas sebagai bagian integral untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional. kemudian, khususnya Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di lingkungan UIN, IAIN, atau PTAIN/PTAI lainnya mengembangkan program studi yang berkonsentrasi pada pendidikan informal. Seperti Program Pendidikan Guru Informal (PPGI) untuk mencetak guru-guru guna mendidik para orang tua dalam pendidikan keluarga, sehingga mata rantai pendidikan pra-natal dan post-natal berjalan secara kontinu dan integral.