
Prodi S2 AT Gelar Seminar Tasawuf Nasional
Jum’at, 15 Maret 2019 di Auditorium Mastur Jahri, Prodi Akhlak dan Tasawuf Pascasarjana UIN Antasari bekerjasama dengan Program Khusus Ulama Fakultas Ushuluddin Dan Humaniora mengadakan seminar nasional Tasawuf. Bahasan dalam seminar ini yakni tentang “Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Melalui Tasawuf “.
Seminar ini dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh perwakilan mahasiswa. Serta menghadirkan pengarang kitab Ushul Al-Fikr Ash-Shufiy yaitu Syeikh Rohimuddin Nawawi Al-Bantani, Lc, MA.
Dr. M. Rusydi, M. Fil.I selaku kaprodi S2 Akhlak Tasawuf mengatakan “Kebahagiaan tersendiri bisa bertemu dengan Syeikh Rohimuddin Nawawi Al-Bantani, Lc, MA dalam rangka Seminar dan Dauroh Tasawuf UIN Antasari Banjarmasin, Beliau ini merupakan buyut dari Syeikh Nawawi Al-Bantani, seorang Ulama Terkemuka di Nusantara”, Ujarnya.
Dalam paparannya Syeikh Rohimuddin mengatakan bahwa Seorang sufi harus mengetahui aturan-aturan hukum dan sekaligus mengamalkannya. Dahulu para ahli fiqih mengatakan “Barang siapa mendalami fiqih, tetapi belum bertasawuf, berarti ia fasik. Barang siapa bertasawuf, tetapi belum mendalami fiqih, berarti ia zindiq. Dan Barang siapa melakukan ke-2 nya, berarti ia melakukan kebenaran”. Beliau menjelaskan tasawuf dan fiqih adalah dua disiplin ilmu yang saling menyempurnakan. Jika terjadi pertentangan antara keduanya, berarti di saat itu terjadi kesalahan dan penyimpangan. Maksudnya, boleh jadi seorang sufi berjalan tanpa fiqih, atau seorang ahli tidak mengamalkan ilmunya. Jadi, seorang ahli sufi harus bertasawuf (sufi), harus memahami dan mengikuti aturan fiqih”, tegasnya.